Friday, October 01, 2010

KALINDAQDAQ DI BALANIPA MANDAR

Oleh : A.M.Syarbin Syam

I. PENDAHULUAN

Jika kita menengok ke belakang, menelusuri lintas sejarah di Litaq Polewali Mandar, tak dapat dimungkiri bahwa nama Bumi Balanipa ini, adalah nama yang paling paten dan monumentum sejarah yang bisa bertutur banyak tentang masa lampau yang teramat jauh kebelakang dengan segudang kearifan leluhur dari berlapis-lapis generasi, yang bisa jadi panduan untuk memotivasi diri menapak penyesuaian masa kekinian dan selanjutnya menyongsong hari esok buat generasi pelanjut kita.

Yang kedua tak dapat dibantah bahwa Bumi Balanipa ini, sentralnya ungkapan-ungkapan leluhur yang penuh sopan, dan gerak langkah yang penuh santun, suatu bukti dengan melalui salah satu ugkapan, yang mana ungkapan ini sudah membudaya di masyarakat Mandar, utamanya di Balanipa ini dan ungkpan tersebut sampai detik ini, tak pernah lapuk karena hujan, tak pernah lekang karena panas, yang mengatakan :

NA TAMA DI BALANIPA, MAINDANG KEDO PUANG, NAUPOKEDOI NAUNG MOLIMBO-LIMBO”. (Saya akan ke Balanipa, meminjam/memeperhatikan tegur sapa yang sopan, gerak langkah yang santun, demi kucontohi, kuikuti untuk menghadiri acara-acara resmi).

Justru itulah para tokoh budayawan Mandar, sebahagian besar mengtakan, bahwa sastra Mandar ini, utamanya di Bumi Balanipa, dapat dibagi tiga point, yakni :

1. Kalindaqdaq

2. Pappasang

3. Pemanna

II. KALINDAQDAQ

Ciri kalindaqdaq, seperti umumnya puisi, adalah keterbatasannya, ketakbebasannya, yang membedakannya dengan toloq, karena toloq, seperti umumnya prosa, lebih bebas, lebih leluasa dalam bentuk dan aturan-aturan pengucapan.

Seperti halnya pantun Melayu, tembang Jawa, kelong Makassar, Elong Bugis, dan londe Toraja; maka kalindaqdaqpun diikat oleh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi : jumlah larik dalam tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap larik, dan irama yang tetap.

Menurut kebudayawan Mandar, kalindaqdaq Mandar mempunyai bentuk :

a. tiap bait terdiri atas 4 bait larik (baris).

b. larik pertama terdiri atas 8 suku kata.

c. larik kedua terdiri atas 7 suku kata.

d. larik ketiga terdiri atas 5 suku kata.

e. larik keempat terdiri atas 7 suku kata.

f. merupakan puisi suku kata.

g. Persajakan kalindaqdaq umumnya bebas, meskipun ada juga yang bersajak-akhir aaaa, abba, aabb.2)

Tema-tema kalindaqdaq :

1. humor (kalindaqdaq pangino)

2. satire (kalindaqdaq paelle)

3. kritik sosial (kalindaqdaq pappakaingaq)

4. pendidikan/nasihat (kalindaqdaq pipatudu)

5. keagamaan (kalindaqdaq masaalla)

6. kejantanan/patriotisme (kalindaqdaq pettomuaneang)

7. percintaan/romantik (kalindaqdaq to sipomongeq).

III. KALINDAQDAQ PANGINO (PUISI HUMOR)

1. Mua matei paqbokaq

Da mu balungi kasa

Balungi benu

Tindaqi passukkeang

(Kalau meninggal petani kopra

Jangan kafani kain kasa1)

Kafani saja serabut kelapa

Passukkeang2) jadikan nisannya

2. Indi tia to muane

Kande-kande sarana

Tiakkeqna kaca gommo

Magallisnaq domai.

(Aku ini pahlawan

Pahlawan dalam kue-kue

Terangkatnya toples

Habis, bersih, disikat tanpa sisa).

3. Indi tia to muane

Makko kaiyang sarana

Meloq si pattombangan di ule-ule bue

Meloq siruppuang kasippi.

(Aku ini pahlawan

Selalu memperhatikan mangkok besar

Rela sama bergelimang di bubur kacang hijau

Ikhlas lebur bersama kasippi1)

4. Indi tia to muane

Bolu peranggi sarana

Meloq di cingga, dipasicingga kue lapis

Melo si accurang sakko-sakkoq2.

(Aku ini pahlawan

Adalah mitranya kue bolu paranggi

Rela diwarnai, bersama kue lapis

Ikhlas hancur bersama sakko-sakko).

5. Indi tia passikola

Buku tulis sarana

Meloq dibaca

Meloq dipanulissi

(Aku ini anak sekolah

Adalah pencintanya buku tulis

Siap untuk dibaca

Sedia untuk ditulis).

IV. KALINDAQDAQ PAELLE (PUISI SATIRIK)

1. Polei paqlolang posa

Pesiona balao

Soroqmo dolo

Andiang buku bau

(Telah bertandang seekor kucing

Yang mengaku utusan tikus

Sudahlah, pulanglah

Disini tidak ada tulang-tulang ikan).

2. Mane dioi di baqba

Ibussang baba bua

Tirimba posa

Naola penawannaq.

(Baru ada diambang pintu

Si rakus gendut

Terhalau kucing

Ditimpa hembusan nafasnya).

3. Landuri diong I lissi

Punno lisseq tondonnaq

Timbeq-i naung

Sarappiq1) saq uyungan.

(Lewat dijalan si Lissi

Penuh kutu kepalanya

Lempari kebawah

Sisir rambut seikat).

4. Landuri diong I Kaco

Massoppoq patti loqbang

Meloq disanga

Pole ditana Jawa

(Lewat jalan si Kaco

Memikul peti kosong

Mau dikata

Datang dari pulau Jawa).

V. KALINDAQDAQ MAPPAKAINGAQ (KRITIK SOSIAL)

1. Pitu tokke pitu sassa

Sattindorang buliliq

Sangnging ma uwang

Baleri tomawuweng.

(Tujuh tokek tujuh cecak

Dan seiringan kadal

Semuanya berkata

Genit lagi si orang tua).

2. Muaq diang to mawuweng

Baler mendulu

Alangi rottaq*)

Patuttuang tondinnaq

(Bila ada orangtua

Genit kembali

Ambilkan sendok nasi

Pukulkan ke tengkuknya).

3. Mau ana’, mau appo

Mau biya, mau perruqdusang

Mattedoang koyokang

Ito tambeasa maq gau.

(Namun anak kandung, maupun cucu

Sekalipun cibirang tulang, kendatipun keturunan

Menendang kobokan

Orang tak pernah menduduki fungsi).

4. Innami takkeamaq lino

Tattallang dunnia

Poppor loka

Musanga uru sei.

(Bagaimana tidak akan kiamat bumi

Tak kan tenggelam dunia

Tandang pisang yang dibawah

Disangka tandang pisang yang diatas).

5. Di pebulu dami manu

Di pemarabe dami

Andiang tomi

Di peillang sissiqna.

(Bulunyalah ayam yang dilihat

Mahkota indahnya yang dipandang

Tiada perlu lagi

Diperhatikan sisik keberadaannya).

6. Pammanauangi tuq-u paqmai

Mua ita to tuna

Pammongeangi tuq-u ate

Muaq ita to kasi-asi.

(Sedih nian sanubari

Bila kita orang hina dina

Sakit nian hati

Jika kita orang miskin).

VI. KALINDAQDAQ PIPATUDU (PUISI PASTORAL)

1. Dipameang pai dalle

Dileteangngi pai

Andiang dalleq

Mambawa alawena.

(Rezeki harus dicari

Dan dibuatkan titian

Tiada rezeki

Yang datang sendiri).

2. I Cicci paq manini

Kaiyang simbolongnaq

Di pettuppuang

Diperauang sorong.

(Si puteri kesayanganlah kelak

Besar indah sanggulnya

Dipertahankan/dikokohkan

Dimintakan mas kawin).

3. Nadiondoq-i I Cicci

Na di damo-damoi

Tuo marendeng

Diang bappaq dalleq-na.

(Diayun puteri kesayangan

Dengan belaian kasih sayang

Panjang umur

Semoga mendapat rezeki).

4. Diang dalleq mulolongan

Daq mu gula-gulai

Andiang tu-uq

Nasadia-diannaq.

(Ada rezeki diperoleh

Jangan diroyalkan

Sebab tidak akan

Selalu ada).

5. Usurung mallete lembong

Matindo manu-manu

Maq ayumai

Dalle pole dipuang.

(Walau harus menyeberangi lautan

Tidur laksana burung

Demi berikhtiar/berusaha

Rezeki dari Yang Maha Kuasa).

VII. KALINDAQDAQ MASAALA (PUISI RELIGI)/AGAMA

Disebut kalindaqdaq masaala, karena berisi masalah-masalah keagamaan.itulah sebabnya kalindaqdaq masaala umumnya terdiri dari dua bait. Bait pertama mengajukan masalah, bait kedua memberikan jawaban.

1. Inna sambayang-sambayang

Sambayang tongang-tongang

Meloq u issang

Meloq uu ajappui.

(Mana sembahyangnya sembahyang

Sembahyang yang sebenar-benarnya

Ingin kutahu

Ingin kuyakini)

Indi sambayang sambayang

Sambayang tongang-tongang

Tandi kedoang

Napakedo alawena.

(Inilah sembahyangnya sembahyang

Sembahyang yang sebenar-benarnya

tidak digerakkan

digerakkan dirinya sendiri).

2. Ahera oroang tongan

Lino dindan di tiaq

Borong to landur

Leppang dipettullungngi.

(Kampung akhirat tujuan akhir

Dunia ini hanya pinjaman

Ibarat musyafir

Sekedar singgah untuk berteduh).

3. Meillong domai ku’bur

Siola sulo-oq mai

Oroang ku’bur

Taq lalo mappttannaq.

(Dunia kubur memberi isyarat

Hendaklah anda siapkan obor

Sebab disana diliang kubur

Gelap gulita tiada taranya).

4. Sambayang di tiaq tu-uq

Namaka di pesulo

Kedo macoa

Namaka di pekasor.

(Sembahyang itulah yang paling baik

Dijadikan obor dalam kegelapan

Karya yang mulia

Bekal yang cocok dijadikan kasur).

5. Tandi soppoi sambayang

Tandi teweq-i jenqne

Iyamo tiaq

Maparri di pogau.

(Tidak akan dipikul sembahyang

Tidak akan dijinjing wudhu

Itulah dia

Sukar dilaksanakan).

6. Manu-manu apa tiaq

Pole di dappingallo

Zkkir bambaqna

Koroang pecawannaq

(Burung apa gerangan

Yang datang disaat subuh

Zikir suaranya

Al-Qur’an tawanya).

7. Apa ande di suruga

Pewongan di alleqna zikkir

Tambottuq

Lailaha Illallah.

(Apa gerangan santapan di surga

Bekalan diperantaran zikir

Yang tak pernah putus

Kalimat Lailaha Illallah).

8. Manu-manu disuruga

Saiccoq pole boi

Mappettuleang

To sukku sambayanna.

(Burung indah penghuni surga

Senantiasa datang mengintai

Mengintai dan menanyakan

Orang yang sempurna shalatnya).

9. Passambayang mo-oq dai

Pallima wattu mo-oq

Iyamo tu-uq

Pewongan diahera.

(Hendaklah anda tegakkan shalat

Lima waktu selalu sempurna

Sebab itulah bekal abadi

Menuju hari kemudian).

10. Apamo di tiri alang

Di parakkaqna dunnia

Annaq mikkeqde

Boyang sambua-bua.

(Apa yang diciptakan alam

Dalam membangun dan menata bumi

Sehingga berdiri

Rumah yang satu-satunya).

11. Boyang sambua di lino

Daq dua arriannaq

Pitussulapa

Pitu pepattoang.

(Rumah satu di dunia

Dua tiangnya

Tujuh sudut

Tujuh jendelanya).

12. Boyang dilalang di kaodong

Pitu sawa-sawannaq

Mesa tibua

Pura dipepattoi

(Rumah didalam kenangan abadi

Tujuh bubungan atapnya

Satu terbuka

Semuanya ditempati mengintai).

13. Pappeyappu daq di Puang

Di tajallinna Muhamma

Rapangi tu-uq

Bilang sappulo appe.

(Keyakinanlah kepada Yang Maha Kuasa

Sinar dan cahaya Muhammad

Bagaikan

Bulan purnama raya).

14. Pappeyappu daq di Puang

Tannaratang paindoqna

Si pekkedeang nurung

Anna Muhamma.

(Keyakinanlah kepada Yang Maha Pencipta

Betapa terang cemerlangnya

Sejajar dan searah nurung

Dengan Muhammad).

15. Muaq polemi manini

Di andiang rapanganna

Iya issanna

Lailaha Illallah.

(Bila tiba kelak

Yang tiada perumpamaannya

Didalam pengetahuannya

Oleh Yang Maha Agung).

16. Ayappui tonga-tongan

Rokonna asallangan

Iyamo tu-uq

Pewongan di ahera.

(Pahami yang sebenar-benarnya

Semuanya rukun Islam

Sebab itulah

Bekal akhirat kelak).

17. Bismillah akkeq letteqna

Alepuq pelliaqna

Turang loana

Lailaha Illallah.

(Bismillah angkat kakinya

Alif langkahnya

Tutur katanya

Lailaha Illallah).

VIII. KALINDAQDAQ PETTOMUANEANG (PUISI PATRIOTISME)

1. Indi tia to muane

Bannang pute sarana

Meloq di bolong

Meloq di lango-lango.

(Aku ini pahlawan

Adalah benang putih

Yang siap basah

Menghadapi warna apapun).

2. Muaq tongano muane

Pattandai mo-oq galung

Nadiengei

Sipettombangan cera.

(Bila anda betul pahlawan

Tunjukkanlah lokasi dan lapangan

Akan di tempati

Sama bergelimang di telaga darah).

3. Menangi kaccang tunggara

Menangi na sumobal

Tanda mokau

Tuali di lolangan.

(Semakin kencang angin tenggara

Semakin layar terkembang

Suatu pertanda pantang mundur

Balik surut dari samudera luas).

4. Takkalai di sobalang

Dotai lele ruppu

Dadi nalele

Tuali di labuang.

(Sekali bahtera layar terkembang

Karam dan hancur tak kuhiraukan

Asal tidak gempar terseriar

Balik surut ke pangkalan semula).

5. Muaq purami di palandang

Pemali diliaiq

Muaq purami di pobambaq

Pemali di peppondoq-i.

(Jika sudah terbentang

Pantang dilangkahi

Bila sudah diikrarkan

Pantang membelakangi).

6. Muaq purami di pau

Purami di poloa

Daq leqba tia

Soroq tammappasaqbi

(Bila kita sudah berucap

Jika mulut sudah berbincang

Jangan sampai mencoba diri

Surut menghilang tanpa pamit).

7. Dotai sisaraq

Salakka annaq uluttaq

Dadi tia sisaraq

Loa tongatta.

(Lebih baik berpisah

Badan dengan kepala

Dari pada berpisah

Ungkapan yang telah diucapkan).

8. Dotai tau sisaraq

Maraqdiatta

Dadi tia sisaraq

Assamalewuangtaq.

(Lebih baik kita berpisah

Pemimpin kita

Dari pada berpisah

Persatuan dan kesatuan kita).

9. Namanetteaq lipa

Sureq di sigayangngi

Puccana cera

Birinnaq mata gayang.

(Aku akan menenung sarung

Corak saling bertikaman

Kepala coraknya darah

Pinggirannya mata keris).

10. Tania passobal

Muaq mappelinoi

Lembong di tiaq

Mipatada di pottanaq.

(Bukan awak perahu

Bila menunggu tenangnya ombak, redanya badai

Sebab ombaklah

Yang membawa hingga dapat tiba di daratan).

11. Tania to muane

Muaq jiripai gayang

Attonganang di tiaq

Di sanga to barani.

(Bukan pahlawan

Bila harus ada keris terselip di pinggang

Karena keadilan dan kebenaranlah

Yang dikatakan kesatria).

IX. KALINDAQDAQ TO SIPOMONGEQ (PUISI ROMANTIK)

1. Pitu buttu mallindungi

Pitu taq-ena ayu

Purai accur

Naola saliliq-u.

(Tujuh gunung menghalangi

Tujuh dahan kayu

Semua rata semuanya hancur

Dilanda rinduku).

2. Batu toyang dilolangan

Peatallangngoq-o naung

Apaq nanaolai

Lopinna tomasara nyawa.

(Wahai batu dan karang di tengah samudera

Tenggelam dan karamlah engkau

Karena akan dilintasi

Perahunya kelana yang merana).

3. Ulamung batui sarau

Di naunna ende’mu

Jappoq-I batu

Tanjappoq passengaq-u

(Kubenamkan cintaku, bak membenam batu

Di bawah tanggamu

Batu hancur

Tapi kerinduanku tak akan luntur).

4. Nalayangangmi cinnaq-u

Naliliang sarau

Iqdai mala

Dipasima-simangngi.

(Diterbangkannya harapanku

Dilayangkan harapanku

Tak dapat lagi

Untuk menahannya).

5. Mapanraq sonaiq toaq

Mongeaq sonai toaq

Muaq iq-o bandi

Usimonge-mongeang.

(Susah dan merana tak kan mengapa

Sakit pedih biarkan daku

Asalkan dikau

Membalas kasihku).

6. Ukolliangi sarau

Di lisu simbolongmu

Mau matindo

Muilalai toaq.

(Kuikatkan tanda kasihku

Di pusat sanggulmu

Biarpun kau nyenyak tidur

Kan terkenang juga kepadaku).

7. Pattuaq mannawa-nawa

Saqulaq mattimbangngi

Maupaq bandi

Muaq na teqtoq iq-o.

(Sulit sungguh memikirkan

Sukar nian merenungkan

Mujurlah diri

Bila engkau demikian jua).

8. Beru-beru baqbar-aoq

Pandeng malassuq-aoq

Napuppi-aoq

Ito pammalanreang.

(Melati, janganlah engkau mekar

Nenas, janganlah engkau layu

Jangan sampai di petik

Oleh insan yang pembosan).

9. Beru-beru penggilingmu

Bunga lawar passoemu

Bunga tipussuq

Peitammu leqmai.

(Bunga melati pandanganmu

Kembang mawar ayunan tanganmu

Bunga mekar harum

Lirikanmu terhadapku).

10. Mettugalanga di ayu

Ayu sappeq-o naung

Meindaq lao di pappang

Pappang raqbamo naung

Damaq dilino moge’ tandi pakannyang.

(Kuberpegang di dahan kayu

Maka dahan kayu akan patah

Kutegak ditepi jurang

Justru tepi jurangpun akan runtuh

Tak usahlah pedih dan merana di dunia ini

Kiranya ragu dan bimbang tiada dipercaya).

11. Iqda naung nameita

Allo naung natambus

Assirumungannaq

Matanna to salili.

(Kutak ingin memandang kesana

Sang surya yang akan terbenam

Karena di ufuk sana, perpaduannya

Mata yang dilanda kerinduan).

12. Diang lao to salili

Pepattoang naluba

Apaq iyau

Nyawau namalai

(Orang yang dilanda arus kerinduan

Kepada jendela segera bergegas

Kiranya aku

Jiwa raga ingin melayang).

13. Inggai para sumobal

Sipandalle-dalleang

Andiang dalle

Itamo sipodalle

(Marilah kita sma berlayar

Sama mengadu nasib

Tiada untung dan rezeki

Kiranya kitalah saling menerima rezeki

Sebagaimana kasih yang terpadu selama ini).

14. Meapa ami mongeqna

To manniaq tandottong

Titedo dua

Annaq kindo diellongngi.

(Bagaimana niang sakit parahnya

Yang diidam-idamkan tiada terwujud

Kiranya hanya kaki tersandung

Ibunda yang dipanggil).

15. Accur tongani ateu

Marere rapang sia

Sawaq batammu

Usenga, usalili.

(Betapa remuk redamnya hatiku

Hancur luluh bagaikan garam

Disebabkan tubuhmu

Yang selalu kukenang, senantiasa kurindukan).

16. Mazdondonna duambongi

Annaq maullung allo

Damoq pettule’

Salili-uq motu-uq.

(Besok lusa

Manakala langit mendung

Tak usahlah anda bertanya

Itulah pertanda kerinduanku).

17. Tambar ditippa manini

Pauli ditit topa

Annaq massau

Garring di alaweu.

(Air penawarmulah kelak

Pun minyak obatmu jua

Yang mampu menyembuhkan

Demam yang ada pada diriku).

18. Tennaq rapangdaq uaiq

Lambaq lolong lomeang

Mettonang banda

Dinaunnaq endeqmu.

(Seandainya aku laksana air

Mengalir kesana-kemari

Maka aku berlinang

Dibawah naungan tanganmu).

19. Musaq diang bura lembong

Disambah di uluang

Damo pettuleq

Saliliq-u motu-uq.

(Jika ada putihnya hempasan ombak

Menghempaskan diri di buritan

Janganlah anda bertanya

Itulah arus kerinduanku).

20. Usurungani matindo beke

Di naunna ende’mu

Mattattangai

Pendai perrawummu.

(Kusengaja tidur laksana kambing

Di bawah naungan tanggamu

Menunggu dan menanti

Naik dan turunmu selalu).

21. Inggai para mattinja

Para malloa-loa

Batattaq bappa

Mala dai si pake.

(Marilah kita berikrar

Sama berjanji

Semoga hubungan yang penuh kenangan ini

Dapatlah hendaknya terjalin dengan mesrah).

22. Muaq lesseaq malai

Annaq maullung allo

Damo pettule

Saliliq-uq motu-uq.

(Bila aku telah pulang

Kemudian langit mendung

Tak usahlah anda bertanya

Itulah cahaya kerinduanku).

23. Diang sarau saicco

Uputi daun camba

Arangi tiwua

Muaq tania iq-o.

(Ada kasihku sedikit

Kubungkus daun asam

Pantang dan haram terbuka

Jika bukan anda yang membukanya).

24. Tennaq uitadi dai

Bittoeng sippaqtummu

Iqda matindo

Muaq iqdai tambus.

(Seandainya aku melihat ke atas

Cahaya bintang di atasmu

Justru aku tak akan tidur

Sebelumnya ia terbenam).

25. Usanga bittoeng raqda

Dibaqbana songimmu

Ikandi palakang

Manggiling loqdiannaq.

(Kusangka bintang jatuh terkapar

Dimuka pintu kamarmu

Kiranya dinda

Memutar balik cincinnya).

26. Tennaq diang di adaqna

Lolong tama uwai

Mappatubanda

Sallang memonge-monge.

(Seandainya ada adat kebiasaan

Air mengalir ke hulu

Aku akan mengirim

Salam yang merisaukan dan merindukan).

27. Lappaqmi iyau letteq-u

Kambang pegallangaq-u

Mapponayoi

Matanna alawemu

(Sakit dan parah kakiku

Mengembang betisku

Mundar-mandir

Demi memperhatikan kecantikan tubuhmu).

28. Monge-monge paq iyau

Annaq tonande gayang

Tonande gayang

Tonande gayang diang pauliannaq.

(Betapa parah dan sakitku

Lebih parah dan sakit dari pada orang yang bertikam keris

Yang tertikam keris

Masih ada usaha dan pengobatannya).

29. Inai tosara baru

Nalloi-naurangngi

Sara barunna

Itosoro mamboyang.

(Hasrat suci, cinta murni siapa gerangan

Dijemur dihujani

Hasrat suci, cinta murninya

Insan yang telah berantakan rumah tangganya).

30. Tania tozdi batangngu

Na naposara batangmu

Batang to tuna

Taq-e to kasi-asi

(Bukannya diri pribadiku yang dimaksud

Yang dimaksudkan oleh diri pribadimu

Pribadinya orang hina

Tangkainya orang miskin).

31. Uru-uru name endeq

Gayang napetaeng

Pindaq-duanna

Kowi kaiyang damo.

(Awal mulanya naik ke tangga

Keris yang diselipkan

Setelah kedua kalinya

Parang besarlah sudah).

32. Gau tongappai iyau

Sara mennassa topa

Annaq tiwua

Temunganna nyawau.

(Tindak laku yang mulia

Hasrat suci yang jelas

Yang akan mampu membuka

Tabir pintu kalbuku).

33. Tenna dazda tarring kambu

Tarring pokki loloqna

Muwatta banda

Muala polattangan.

(Seandainya aku bukan bambu jelek

Bambu yang terpotong ujungnya

Justru anda akan menebang

Digunakan untuk lantai).

34. Tennaq dazda bale beong

Bale mate kindoq-u

Natuna banda tia

Nasirua-ruai

(Seandainya aku tidak segera yatim

Takkan segera ditinggalkan ibunda

Hina dan papa

Tidaklah seberapa, dan tidaklah berarti).

35. Meita dai di bulan

Pai-paindo pai

I’da naindo

Apaq tuna iyau.

(Kulancarkan pandanganku ke atas rembulan

Aduhai, betapa cemerlang dan bercahayanya,

Hanya aku yang tak disinari sinarnya

Karena aku hina dan papa).

36. Rappei tona murappe

Rappe toa iyau

Sangga iyau

Namusala murappe.

(Sebut dan kenanglah orang yang anda kehendaki

Aslkan aku juga disebut dan dikenang

Jangan sampai hanya aku

Dilupakan disebut dan dikenang).

37. Meapaami mongeqna

To mannia tan dottong

Ti tezdo dua

Annaq kindo diellongngi.

(Bagaimana sakit parahnya

Orang yang mencita-citakan tiada tercapai

Tersandung kaki sedikit

Ibunda yang dipanggil-panggil).

38. Mongea monge di lalang

Magarring ida’ limbang

Mongea nasurungang

Batang di alawena.

(Betapa parah dalam jiwaku

Demam dalam yang tak nampak

Parah disebabkan

Tubuh jelita dihayatnya).

39. Rapangaq dai di makka

suju di Baitullah

wattu meloqmu

sioro-oroang.

(Bagaikan aku ke Mekah

Sujud di Baitullah

Sewaktu anda bersedia

Duduk bersamaan).

40. Accur tongani ateu

Marere rapangi sia

Sawa batangmu

Usenga-usalili

(Betapa hancur luluh hatiku

Hancur laksana garam

Di sebabkan tubuh indahmu

Senantiasa kukenang dan kurindukan).

41. Mane meppusui pandeng

Diongmaq di naunnaq

Accilakaq-u

Baqbarmi taq utara.

(Kiranya nenas baru berkuncup

Aku telah bernaung di bawahnya

Aduhai, malangku

Ku tak tertahan setelah mekar).

42. Inai marroyong bulan

Annaq raqbas bittoeng

Ibaju calla

Manggeser lodiannaq.

(Siapa gerangan menggoyang sang rembulan

Sehingga bintang-bintang bertaburan

Kiranya si baju merah

Memutar balik cincinnya).

43. Omas diting di rupammu

Tiqdi naung di lita

Polei naung

Jari ittangjamarroq.

(Keringat yang ada di wajahmu

Jatuh berlinang membasahi bumi

Kiranya tiba

Menjelma intan dan zamrud).

44. Mane diongo-o di toyang

Ulagai mo-oq naung

Tuo-oq dai marendeng

Batattaq nasipake.

(Sejak anda di ayunan

Aku telah mencumbu dan merayu

Selamat dan panjang umur

Semoga terjalin kasih dan mesrah).

45. Doq-a apa mu podoq-a

Merrawung di boyangmu

Annaq di aya

Cahayana Muhamma.

(Doa apa gerangan yang anda pakai

Maninggalkan ruangan rumahmu

Sehingga di wajahmu

Memancarkan cahaya Muhammad).

46. Mau musassang endeqmu

Mulollor mata gayang

Mendai toa

Apa pandeng di aya.

(Sekalipun ranjau di tanggamu

Diselipkan mata keris

Aku akan tetap naik

Karena gadis cantik di atas).

47. Lipaq seqbena kindo-u

Lipaq di lappeannaq

Moka muaq

Paccowa-cowa tibua.

(Sarung sutera ibundaku

Sarung sutera yang dilipat rapi

Aku tak sudi

Kiranya percobaan belaka).

48. Iqda nande paulimmu

Issi buli-bulimmu

Nandea tiaq

Gariting di lindo’mu.

(Aku tak mempan dengan minyak penawarmu

Sebagai isi botol kecilmu

Tetapi aku mempan

Dengan keritingmu yang menawan).

49. Tekena di pale limammu

Tulisa di matammu

Dipikkini’mu

Rappeq-rappeqana.

(Rangkaikanlah tanda tangan di tanganmu

Hiasilah tulisan di matamu

Dikedipan matamu

Kiranya merayu dan membisik).

50. Usurung matindo beke

Dinaunnaq ende’mu

Mattattangai

Pendai perrawummu.

(Kusengaja tidur laksana kambing

Di bawah naungan tanggamu

Menunggu dan menanti

Nauk turunmu selalu).

51. Madondonna duambongi

Annaq ajal mendiolo

Annaq rappeq-o manini

Baca-bacana sokkol ande kawengmu.

(Besok atau lusa

Aku meninggal duluan

Kemudian engkau melangsungkan pernikahan

Tolong dibacakan nasi ketan pernikahanmu).

52. Apa diting mupikirri

Apa munawa-nawai

Ande’ matammu

Di oroannaq bandi.

(Apagerangan dipikirkan

Apa yang dikenangkan dibayangkan

Pilihan matamu

Tetap jua ditempatnya).

53. Innaq-di pura loata

Masseq pulu-pulutta

Tassigilingan mata

Di tau laeng.

(Mana ungkapan kita yang telah dimufakati

Yang kokoh kuat didalam janji

Tak kesana kemari lagi mata menengok

Kepada orang lain).

54. Pallaq-do ioq palakang

Iqda mupaessanni

Iqdami dissang

Masara dilaenna.

(Kiranya telah pudar kasihmu

Tanpa memberi tahu padaku

Justru sudah tak tahu

Mencari lagi dilainnya).

55. Sipasaqbi di tiaq tau

Muaq nasipallangi

Annaq dissangi

Masara dilaennaq.

(Seharusnya kita saling pamit

Bila ingin berpisah

Agar kita tahu

Mencari lain lagi).

56. Iqda lao nasalopo

Di topammaleleang

Dioa’ manini

Annaq malele bomo.

(Aku tak ingin berkenalan

Kepada orang pembosan

Jangan sampai sudah mesrah hubungan

Dia sudah bosan lagi).

57. Iqda napasang kindo’-u

Pallaq-I, pallaq to-oq

Ia pasannaq

Pallaq-I, salopo-iq.

(Tidak dipesan ibundaku

Bila dia ingkar, engkau juga ingkar

Bahkan pesannya

Dia ingkar, engkau tambah setia).

58. Paqmaimudaq diolo

Mammisi annaq golla

Apa diteq-e

Paria tattettomi.

(Budi luhurmu dahulu

Lebih manis dari pada gula

Tetapi sekarang

Lebih pahit lagi dari pada paria (buah sayuran paling pahit).

59. Tennaq uitadi batu-batu

Natitedoi letteqna I Bolong

Uduru bandi

Annaq undu-undungngi.

(Andai kata kulihat batu kerikil

Kesandung dengan kakinya si Hitam

Niscaya kupungut

Akan kuasapi dengan kemenyan di pedupaan).

60. Mepateni to napalla

To na taqgiling laeng

Me peloppoq-i

Paqmai mapianna.

(Tentunya orang yang akan ingkar

Orang yang akan berpaling

Memberikan berlimpah

Budi luhurnya).

61. Mu pallanga di kanangmu

Lelea di kaerimmu

Tanda mokaq-u

Mupallang paqmai.

(Mengingkari aku dikananmu

Kupindah ke sebelah kirimu

Suatu pertanda, kutak rela

Diingkari budi luhurmu).

62. Pole topa ioq mai

Ande nawa-nawammu

Annaq iamo

Namuala peq-olo.

(Nanti akan datang

Pilihan hatimu

Akan dia kelak

Dijadikan pedoman).

63. Rappeqma padi pondoqmu

Senga padi seqdemu

Padi riwammu

Ande nawa-nawammu.

(Sebut aku tempatkan di belakangmu

Kenang aku tempatkan di sisimu

Tempatkan di pangkuanmu

Pilihan hatimu).

64. Di mongeq-u, dimasarau

Kindoq-u uellongngi

Dinamateu

Io urappe-rappe.

(Di waktu sakit, di waktu merana

Bunda kupanggil-panggil

Di waktu meninggal

Anda yang senantiasa kusebut kukenang).

65. Mutinandena sadangngu

Musapunna matau

Mapia dai

Palainna nyawau.

(Di tengadah daguku

Diusap mataku

Selamat nian

Kepergiannya jiwaku).

66. Bismillah mutati bappa

Mudande-dande bappa

Limammu bappa

Matti nande sadangngu.

(Bismillah semoga aku dipelihara

Dibelai kasih sayangnya

Semoga tanganmu

Menadah mesrah daguku).

67. Daq muallu di lipaq-mu

Allua di atemu

Ballungi mata

Annaq-ma dinyawamu.

(Jangan aku diingkarkan di sarungmu

Kiranya aku diingkarakan di hatimu

Kelak sayup-sayup kabur mata memandang

Tempatkan aku di istana jiwamu).

68. Annaq di paleq limammu

Di tappaq kanukummu

Diang mu donggo’

Muilalai boma.

(Tempatkan aku diruangan tanganmu

Di ujung kukumu

Kelak ada yang dipegang

Tetap diingat diriku).

69. Muaq salilido palakang

Gilingngi lodiangmu

Diongaq tu-uq

Sisarung parrammata.

(Bila rasa rindu mendatang

Putar balik saja cincinmu

Niscaya aku disitu

Terikat dengan permata).

70. Pasituppui endeq-ta

Pasittumbang boyatta

Asari allo

Si pepattoang boi tau.

(Mari saling beradu tangga kita

Saling berpetak rumah kita

Kelak di senja hari

Saling menengok lagi di jendela).

71. Damu sosoi batangmu

Ia mui lalai

Cinnaq muturu

Eloqmu naolai.

(Janganlah menyesali dirimu

Yang engkau ingat

Nafsu belaka engkau ikuti

Kehendak hatimusemata engkau turuti).

72. Pamilei memang moq-oq

Sara batammu sewa-sewa

Dado di boe

Massoso alawemu.

(Pilih memang dari sekarang

Pilihan hatimu sendiri

Jangan sampai di belakang

Menyesali dirimu sendiri).

73. Rapemi ila pappamile

Ila kacalla-calla

Iya nacalla

Iya napeppolei.

(Telah resmi lamarannya, orang yang banyak pilih

Orang yang tukang cela

Yang dicela

Ia yang didapat).

74. Muaq rapemo manini

Peqgurui rapeq batu

Dao rapeq talongnge’

Rapeq talongnge’ malai pallengasang.

(Bila anda telah resmi lamarannya

Pelajari resmi/rapat laksana batu

Jangan rapat bagaikan penutup periuk

Rapat laksana penutup periuk, gampang tergelincir).

75. I’oq bungana paqmai-u

I’oq beru-berunaq

Arangi tipuppi

Muaq paccoba-coba.

(Engkaulah bunganya hatiku

Engkau pulalah melatinya

Haram dipetik

Bila dijadikan percobaan).

76. Tennaq situppuq-i endeqta

Sibanabe boyatta

Polei garring

Di solai boi.

(Seandainya searah tangga kita

Seikat, seiring rumah kita

Datang penyakit

Bersama menghadapinya).

77. Talattanamma iyau

Rapang bunga lipaqmu

Apaq tania

Bunga napebunga.

(Hamburkanlah aku

Laksana bunga sarungmu

Sebab bukan

Bunga di jadikan bunga).

78. Nadi turuq-i dei diolo

Eloqna tomawuweng

Apasalana

Di titalattangan burewe.

(Kita ikuti dulu

Kehendak orang tua

Apa salahnya

Dihamburkan kembali, laksana mayang kelapa).

79. Seba-seba tammanangnga

Rapeq-a tammario

Tandi rapeq-u

Tandi seba-sebaq-u.

(Sendirian tak mengapa

Jumpa jodohpun tak gembira

Sebelum jodoh

Sendirianpun tak ada masalah).

80. Muaq diang melo tuna

Rappe tuna iyau

Muaq andiang

Saqbara sewa-sewa.

(Bila ada mau hina

Tunjukkanlah kehinaan padaku

Bila tak ada

Kusabar menyendiri dalam sendirian).

81. Upadibikkai tunau

Nalamba uleleang

Anding bandi

Melo mattawarri.

(Kuletakkan di bali hinaku

Kupergi menawarkan

Tak kunjung juga

Yang mau menawar).

82. Tuna-tuna paq iyau

Tuna tannala lino

Maloang lino

Sippi banda iyau.

(Alangkah hina dinaku

Hina yang tak dimuat dunia

Sungguh luas dunia

Tetapi diriku tetap sempit).

83. Kasi-asi tak ucalla

Tuna taq uwawire

Apaq iyamo

Pappetandona puang.

(Kemiskinan tak kucela

Kehinaan tak kebenci

Karena itulah

Pemberian Yang Maha Kuasa).

84. Tuna di nacalla tau

Siola kasi-asi

Iamo todi

Muranganna batangngu.

(Kehinaanlah dicela orang

Bersama kemiskinan

Itulah dia

Yang menyelimuti tubuhku).

85. To landur di seqde boyang

Sittaq-i pelliaq-mu

Nakollioq manini

Belayanna to tuna.

(Orang yang lewat di samping rumah

Percepat langkah kakimu

Terjerat nanti

Tali ikatannya orang hina).

86. Muaq purama muturang

Dialle galaqgarmu

Rattassi tomi galaqgar

Lattang usippatuang.

(Bila aku telah dijatuhkan

Disela-sela rangka lantaimu

Putuskan pula rangka lantai

Lantai yang tertuju padaku).

87. Muaq di tinga meoro

Annaq diang pasambo

Turamma naung

Di alle galaqgarmu.

(Bila disitu aku duduk

Kemudian ada yang lebih pantas

Jatuhkanlah saya ke bawah

Disela-sela rangka lantaimu).

88. Meendeaq di boyangmu

Meendeq tuna banda

Andiang bandi

Ulewa passollorangmu.

(Kunaiki tangga rumahmu

Kunaik tangga dengan sikap rendah/hina

Aku tidak

Melewati batas pintumu).

89. Bismillah sallang salama

Salama luluare sallang

Akkatta malaqbi

Meendeq di boyangmu.

(Bismillah salam selamat

Selamat saudara se Islam

Maksud mulia

Menaiki tangga rumahmu).

90. Tallemi tarrauwe

Dao bata-bata

Panayoanna

Anaqna bedadari.

(Telah nampak pelangi

Janganlah ragu dan bimbang

Lalu lalangnya

Anak bidadari).

91. Rapang tarrauwe

Kawena simbolongmu

Ia manjollo

Ia kokkong limanna.

(Laksana pelangi

Ikatan sanggulmu

Siapa yang menunjuk

Dia yang bengkok jarinya).

92. Tennaq ruda maita

Anaqna bedadari

Iq-o rapannaq talleq

Dialleq tarrauwe.

(Andai aku pernah melihat

Anaknya bidadari

Engkau bagaikan bayangannya

Di sela-selanya pelangi).

93. Bismillah mai peq-itanna

Pateha pecawanna

Talleq betannaq

Rapang anaq bedadari.

(Bismillah kemari penglihatannya

Al Fatihah ketawanya

Nampak tubuhnya

Bagaikan anak bidadari).

94. Talleqmi imasagala

Iandiang rapanganna

Tumbiring lino

Naola pecawanna.

(Nampaklah si jelita rupawan

Yang tak ada bandingannya

Miring bumi

Dilintasi tawanya).

95. Bulan dai di rupammu

Bittoeng di pilismu

Pambawa allo

Dilisu sembolongmu.

(Bulan purnama di wajahmu

Binatang cemerlang di pipimu

Pembawa matahari

Di pusat sanggulmu).

96. Bukan dai pettulei

Bettoeng ajappui

Ia paindo inggannanaq

Narakka alang.

(Ke bulan engkau tanyakan

bintang memahami

dia yang terang di seluruh

alam mayapada ini).

97. Diona nanaung dua

Nanaung dua pole

Dioppaq manini

Annaq mekkanjaq dai.

(Di bawah aku ke bawah lagi

Telah di bawah dan ke bawah lagi

Di bawah kelak nanti

Akan menengadah ke atas).

98. Sukkuqmi tiaq berena

Amma pembolongammu

Bunga natuda

Bunga dai ti baqbar.

(Syukurlah nasibnya

Ibu kandungmu yang sejati

Kembang yang ditanam

Kembang pula yang mekar).

99. Bungana ammamu

i-oq tomo pandenna

i-oq namaka

di pelindo-lindoang

(Bunganya mamakmu

Engkau pulalah gadis kebanggaannya

Engkaulah yang wajar

Disiapkan gerbang yang indah).

100. Mane meppusui pandeng

Diommaq di naunnaq

Tamma upaq-u

Baqbari taq uita.

(Baru akan mekar nenas

Aku telah berada di naungan pohonnya

Kutak beruntung

Mekar tak kulihat).

101. Malinga malilu toa

Mettama di kappummu

Pusuna loka

Usanga pusu pandeng.

(Keliru dan kukhilaf

Memasuki kampungmu

Kuncup pisang

Kusangka kuncup nenas).

102. Mane pissangi ulete

Turunang di kappummu

Tappaq mauaq

Tembaleq turunaq-u.

(Baru sekali kuinjak

Kampung halamanmu

Terus kunyatakan

Semoga ini kampung halamanku).

103. Leboa di turunammu

Daq muanggaq to lebo

Anggama todi

Solamu di banua.

(Kumengelana di kampungmu

Jangan dianggap pengelana

Anggaplah aku

Teman karib di negerimu).

104. Innaq lao tangalalang

Di pondoqna dunnia

Nauolai lao

Mattibeang tunau.

(Kemana gerangan jalanan

Di belakang dunia

Ku akan kulewati

Untuk membuang hina dinaku).

105. Utibeangi tunau

Di pondoqna dunia

Sarombong bandi

Saba kasi-asi-u.

(Kubuang hina dinaku

Dibelakang dunia

Namun tetap jua tercium

Sebab kemiskinanku).

106. Uissattobandi iyau

Nanala apaq tau

Tas sarre toa

Tambalimbubeng toa.

(Aku juga mengetahui diriku

Akan diapakan orang

Daun sereipun bukan

Lengkuaspun tidak).

107. Annaq tama di atemu

Pepembolong di lalang

Maumo-oq palla

Muaq membolong banda.

(Pastikan aku di hatimu

Agar bertahta didalam

Walaupun engkau benci

Asalkan aku bertahta di dalamnya).

108. Mupallanga di kanangmu

Lelea di kaerimmu

Tanda mokaq-u

Na mu palla mai.

(Aku di benci di sebelah kananmu

Ku pindah di sebelah kirimu

Suatu pertanda

Tak mau aku di benci).

109. Beru-beru bura lemo

Sipo apai tiaq

Sippute bandi

Rasana sisalai.

(Bunga melati kuncup jeruk

Hubungan apa gerangan

Sama putihnya

Rasa baunya berbeda).

110. Beru-beru pannoq lino

Pandeng pali dunnia

Bunga tipussu

Melo usiruppuang.

(Bunga melati penuh bumi

Nenas berlimpah di dunia

Bunga menunggal

Ingin kubersama hancur).

111. Beru-beru mamba melloloq

Pandeng dai rumakkaq

Bunga landerang

Siandarang tanete.

(Bunga melati berkuncup kian kemari

Nenas semakin mekar ke atas

Bunga mawar

Berhempasan dengan lereng belukar).

112. Pole innaq-I domai

Rasana beru-beru

Pole di dali

Millete di sakalla.

(Dari mana datangnya

Rasanya bunga melati

Datang dari subang (dali)

Meniti di beludru)

113. Tambangi sarombonnaq pandeng

Nawawana domai

Pusu tongannaq

Napadi tau laeng.

(Bertambah rasa baunya nenas

Kudibawakan kemari

Kuncup aslinya

Diserahkan kelain orang).

Sumber : Buku Bunga Rampai Kebudayaan Mandar dari Balanipa Karya : A.M.Syarbin Syam (57-112; 1997)

No comments: