OLEH :
MUSTARI MULA TAMMAGA
Tepat
pukul 23.45 waktu Malaysia pesawat Air Asia AK 1027 yang membawa
rombongan Benchmarking Mahasiswa PPS STIA LAN Makasar kelas kerja sama
Pemkab Polewali Mandar mendarat di Kuala Lumpur International Air Port
(KLIA). Hari itu, Senin, 13 April 2009 bersamaan ketika media
infotainment Indonesia gencar gencarnya memberitakan perjuangan gigih
Daisy Fajarina untuk mengembalikan anaknya Manohara Odelia Pinot ke
Indonesia.
Lepas dari
gerbang bandara KLIA yang terletak di Sepang negara bagian Selangor,
mata saya tertuju pada sebuah tulisan besar berbunyi "Bringing the World
to Malaysia and Malaysia to the World" ("Membawa dunia pada Malaysia
dan Malaysia pada Dunia"). Slogan seperti ini banyak dijumpai di tempat
strategis di Kota Kuala Lumpur yang tertata apik dengan redaksi berbeda
beda. Misalnya “ Malaysia, Bersekutu bertambah Mutu ” atau “ Bangun
Malaysia, Persatuan adalah Kekuatan “. Hal ini mengingatkan saya pada
kota kota besar di Indonesia. Hampir setiap sudut kota dipenuhi dengan
iklan. Sayangnya bukan iklan yang membangkitkan spirit kebangsaan. Yang
ada justru iklan produk dengan bahasa “prokem” dan deretan baliho caleg
yang tidak beraturan.
Dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur, pemandu (guide) yang mengaku masih turunan Bugis bernama Abdul Rozak tapi lebih senang di panggil “Baddu Razak“ mulai menceritakan riwayat bandara yang konon terbesar kedua di dunia. Menurutnya desain bandar Udara Internasional Kuala Lumpur ini dibuat oleh seorang arsitek asal Jepang, Kisho Kurokawa. Lokasi bangunan terminal didesain dengan menggunakan konsep Bandar Udara di tengah hutan, hutan di dalam Bandara, yang dikelilingi oleh pohon-pohon penghijauan. Konsep ini dilakukan dengan kerjasama dari Institut Penelitian Hutan Malaysia. Keseluruhan hutan hujan ditransplantasikan dari hutan dan diletakkan di tengah-tengah bangunan satelit bandara ini.
Bandara ini didesain untuk menampung hingga 130 juta penumpang per tahun. Selain karena ukurannya, bandara ini didesain agar kepadatan penumpang menyebar ke seluruh penjuru bangunan, dengan tampilan menarik dan tanda-tanda fasilitas yang disediakan dalam bahasa Melayu, bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, bahasa Jepang dan bahasa Arab. Bahkan fasilitas untuk penyandang cacat pun telah sesuai dengan standar dunia.
Luas landasan dan bangunan dari bandara ini 100 km persegi, dan secara teori dapat menampung 100 pergerakan penerbangan kapan saja. Ada 216 kaunter untuk daftar diri disusun dalam 6 lorong. Bandara ini adalah bandara pertama yang menggunakan Sistem Total Manajemen Bandara (Total Airport Management System atau disingkat TAMS).
Sepanjang perjalanan menuju Kota Kuala Lumpur, Abdul Rozak dengan semangat Nasionalisme Malaysia tiada hentinya menceritakan segala moment yang dilalui termasuk ketika melalui Kawasan Perkantoran Putrajaya yang menjadi lokus utama Benchmarking Mahasiswa PPS LAN esok harinya. Kami melewati Kawasan Putrajaya sekitar pukul 01.00 Malam, Meski demikian tetap tampak kemegahan bangunan dibawah temaran lampu disegala sisi. Tiba di Kuala Lumpur sekitar pukul 02.00 dini hari, langsung menuju ke Hotel Kuala Lumpur International untuk istirahat.
Di terima di KBRI
Setelah sarapan pagi di cafeteria Kuala Lumpur Internatonal Hotel, rombongan benchmark menuju Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk penerimaaan resmi. Pihak KBRI Malaysia diwakili oleh Asisten Atase kebudayaan, sementara rombongan Benchmarking Mahasiswa PPS STIA LAN diwakili oleh Pembantu Ketua III STIA LAN Makassar Dr. Amir Imbaruddin,MDA selaku Ketua Rombongan didampingi Wakil Bupati Polewali Mandar H.Nadjamuddin Ibrahim,S.Mi,MM selaku pendamping eksekutif.
Acara penerimaan berlangsung santai diruang Pertemuan KBRI. Pihak KBRI memohon maaf karena sambutan penerimaan berlangsung sederhana. Hal ini dimaklumi karena pihak KBRI masih disibukkan oleh tahapan perhitungan Suara Hasil Pemilu Legislatif yang akan dikirim ke KPU di Jakarta. Suasana Pemilu Legislatif memang masih terasa. Kotak suara yang diantar oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) dari negara bagian Malaysia nampak berjejer di sudut ruangan Sekretariat PPS.
Catatan kecil yang saya peroleh dari KBRI, menjelaskan bahwa hubungan diplomatik Indonesia- Malaysia secara resmi terjalin sejak 31 Agustus 1957 saat Malaysia menyatakan kemerdekaannya. Indonesia sebagai salah satu dari 14 Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Malaysia, langsung menaikkan status kantor perwakilannya menjadi Keduataan Besar Republik Indonesia dan menempatkan Dr. Mohd Razif (alm) sebagai Duta Besar RI yang pertama untuk Malaysia.
Hubungan kedua bangsa sebenarnya telah terjalin jauh sebelum masing masing negara merdeka. Di masa kerajaan Sriwiajaya pada abad ke 7 hingga kerajaan Samudra Pasai pada abad ke 17 serta di masa penjajahan, hubungan antar penduduk dan kekerabatan telah terjalin dengan erat satu sama lain.
Itulah sebabnya hingga kini dapat ditelusuri berbagai keturunan dari Indonesia yang tinggal di Semenanjung Malaysia, seperti keturunan Jawa berdiam di Pantai Barat Johor, Selangor, Perak. Keturunan Bugis tersebar di Pantai Timur Johor, Pahang dan Terengganu. Keturunan Aceh berdiam disekitar Pulau Pinang, Kedah dan Perak. Keturunan Batak Mandailing tersebar di Selangor dan Perak. Sedangkan keturunan Kerinci tersebar di sekitar Pahang dan Selangor. Keturunan Minangkabau tersebar di Negeri Sembilan, Melaka dan Selangor dan Keturunan Banjar tedrsebar di Perak serta Pahang.
Pada masa awal hubungan Bilateral, kedua negara juga sempat mengalami era konfrontasi pada tahun 1963-1965. Namun dengan visi jauh kedepan , para pemimpin kedua negara telah mengambil sikap yang bijak untuk segera memulihkan hubungan dan bahkan menjadi pelopor dalam pembentukan Organisasi Regional Asean 1967.
Malaysia ; Gila Ide
Program benchmarking Mahasiswa PPS STIA LAN dikemas dalam bentuk toursm education (wisata pendidikan). Selain mengunjungi pusat pemerintahan Putrajaya sebagai lokus benchmark, peserta juga mengunjungi Pusat Pengolahan Coklat, serta city tour dan kunjungan ke kawasan bersejarah di Kota Kuala Lumpur.
Decak kagum tiada hentinya dari peserta Bencmarking setiap Baddu Razak sang pemandu perjalanan menjelaskan perkembangan Malaysia dari tahun ke tahun.
“Malaysia memang gila ide” kata Hasmun Hamzah salah satu peserta benchmarking dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.Polman. Menurutnya ia sangat terkesan dengan ide pembangunan hutan Kota. Dalam Kota Kuala Lumpur misalnya, masih bisa kita jumpai Pohon Enau atau Pohon Beringin yang usianya sudah puluhan tahun yang sengaja dibiarkan tumbuh di sela gedung gedung tinggi atau kawasan hijau dan pertamanan. “ Ini adalah konsep pengembangan hutan kota yang cocok diterapkan di Polman “ Ungkapnya.
Kembali ke ide pembangunan Malaysia. Dalam catatan sejarah, Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi yang berarti di bawah kepemimpinan perdana menteri keempat, Dr. Mahathir Mohamad. Pada periode ini Malaysia mengalami lompatan dari ekonomi berbasis pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur dan industri (terutama bidang komputer dan elektronika rumahan). Pada periode ini juga, bentang darat Malaysia berubah dengan tumbuhnya beraneka mega-projek dan sejumlah ide ide pembangunan spektakuler. Projek paling terkemuka adalah Menara Kembar Petronas (sempat menjadi gedung tertinggi di dunia), Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Jalan Tol Utara-Selatan, Sirkuit F1 Sepang, Multimedia Super Corridor (MSC), bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakun, dan Putrajaya, pusat pemerintahan persekutuan baru.
Kuala Lumpur sebagai Ibukota Malaysia berpenduduk 1,8 juta jiwa, dengan luas wilayah 243,65 km2. Selain jaringan bus dan monorel sebagai sarana transportasi, KL juga memiliki stasiun kereta terbesar di Asia Tenggara yang terletak di KL. Sentral obyek wisata yang paling terkenal adalah Menara Kembar Petronas sebagai menara kembar tertinggi di Dunia. Selain itu ada juga Suria KLCC, salah satu pusat perbelanjaan tersibuk di Malaysia dan Menara Kuala Lumpur di Bukit Nanas yang merupakan menara telekomunikasi tertinggi kelima di dunia.
Rencana awal lokus Benchmarking Mahasiswa PPS STIA LAN Makassar Kelas Kerja sama Polewali Mandar adalah ke INTAN (Institut Tadbiram Awan Negara) sebuah Lembaga Pemerintah yang menyerupai LAN di Malaysia. Namun kesediaan jadwal penerimaan yang telah ditetapkan oleh pihak INTAN via email mendekati pelaksanaan hari “ H “ Pemilu Legislatif (minggu ke 3) Maret 2009, akhirnya dibatalkan. Pertimbangan lain datang dari pihak Akademik STIA LAN, bahwa INTAN lebih tepat dikunjungi oleh Mahasiswa PPS STIA LAN Program Studi Manajemen Sumber Daya Aparatur, sementara Mahasiswa PPS STIA LAN Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah lebih tepat melakukan benchmarking di Local Government (Pemerintah Daerah) Wilayah Persekutuan Putrajaya.
Putrajaya adalah pusat administrasi pemerintahan Malaysia yang baru menggantikan posisi Kuala Lumpur. Didirikan pada 19 Oktober 1995, namanya diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia yang pertama, Tunku Abdul Rahman Putra dan juga menjadi wilayah persekutuan Malaysia yang ketiga (2 wilayah lainnya adalah Kuala Lumpur dan Labuan).
Putrajaya merupakan pelopor penerapan elektronik government (pemerintahan berbasis elektronik atau sistem adminitrasi tanpa kertas) di Asia Tenggara. Wilayah Putrajaya sekarang ini diambil dari Selangor sebesar 46km² setelah dilakukan transaksi dengan pemerintah. Selain itu, transaksi ini juga membuat Selangor memiliki 2 buah wilayah persekutuan dalam batas-batasnya yaitu Kuala Lumpur dan Putrajaya.
Kota ini terhubung dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) serta Kuala Lumpur dengan KLIA Transit. Letaknya ini juga berada dalam Multimedia Super Corridor, begitu juga dengan Cyberjaya yang terletak di barat Putrajaya Meskipun Kuala Lumpur adalah ibukota resmi dan kota terbesar di Malaysia. Namun di pihak lain, Putrajaya dipandang sebagai ibukota administratif pemerintahan persekutuan Malaysia.
Ide awal pembentukan Kawasan Putrajaya dipelopori oleh Perdana Menteri Mahatir Muhammad, dengan tujuan untuk menghindari kemacetan Lalu Lintas yang terpusat di Kuala Lumpur. Hasilnya memang efektif, kemacetan sangat jarang terjadi di Kuala Lumpur. Kantor Kantor Pemerintahan eksekutif maupun yudikatif yang dulunya terpusat di Kota Kuala Lumpur telah dipindahkan ke Putrajaya, Namun demikian Kuala Lumpur masih tetap dipandang sebagai ibukota legislatif Malaysia karena di sanalah berada kompleks gedung Parlemen Malaysia. Kuala Lumpur juga merupakan pusat perdagangan dan keuangan Malaysia. Bagaimana dengan Jakarta ? atau Makassar ?
Ide lain yang sangat menarik dari Kawasan Administrasi Pemerintahan Putrajaya adalah pembangunan rumah dinas pegawai yang berada satu kawasan dengan perkantoran. Rumah dinas beserta segala perlengkapannya termasuk mobil dan motor dinas ditujukan kepada pejabat sesuai tingkatan jabatannya. Rumah dinas tersebut tidak boleh dirubah dari bentuk aslinya serta tidak boleh ditambah atau dikurangi fasilitas yang telah disiapkan, sehingga dalam setiap mutasi jabatan rumah dinas beserta invetarisnya langsung diserah-terimakan kepada pejabat baru. Bagi ibu ibu yang mempunyai anak balita, tidak ada alasan untuk tidak masuk kantor atau pulang kerumah setiap jam kerja untuk mengurusi balita, sebab disetiap Kantor telah disiapkan Balai Penitipan Anak dan sekaligus berfungsi sebagi play group yang dibiayai oleh Pemerintah Kerajaan. Begitu pula dengan pegawai yang tidak mempunyai kendaraan pribadi, Pemerintah Kerajaan telah menyiapkan angkutan yang menjemput dan mengantar pegawai. (Bahkan Pemerintah Kerajaan menganjurkan untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi ke Kantor).
Genting Highland : Ide Gila
“Karya karya besar kerap lahir dari Ide Gila” Kata Buyung Maksum dalam sebuah tulisannya (Fajar 17/1/09). Seperti halnya dengan ide pembangunan Genting Higland sebuah kawasan pariwisata yang terletak dipuncak pegunungan Titiwangsa Malaysia sekitar 3000 m di atas permukaan laut. Ide “gila” ini lahir dari seorang berkebangsaan Cina bernama Lim Goh Tong pada awal tahun 1960-an. Pada masa itu Lim Goh Tong berobsesi mendirikan sebuah tempat perjudian dilengkapi sarana wisata yang terisolasi dari kehidupan masyarakat tepatnya di atas puncak gunung yang sejuk diselumuti awan dan hutan tropis alami. Sejak itu, Genting Highlands berkembang pesat dan menghasilkan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah Genting Bhd, seperti perusahaan kertas, stasiun pembangkit tenaga listrik, perusahaan perkebunan, perumahan, perusahaan minyak, kapal pesiar, dll,
Genting Highland dikenal sebagai Las Vegas-nya Malaysia, tempat ini merupakan satu-satunya tempat berjudi daratan yang legal di Malaysia yang memiliki beberapa hotel yaitu Hotel Genting, Hotel Highlands, Hotel Resort, Hotel Theme Park, Awana Genting dan Hotel First World yang merupakan hotel kedua terbesar didunia yang memiliki 6.118 kamar.
Fasilitas lainnya adalah theme park, lapangan golf, mall perbelanjaan, simulator sky diving, hall konser , pusat kuliner dan jajanan, taman bermain anak anak dan keluarga dan masih banyak lagi. Pokoknya Genting Highland menjadi tujuan wisata keluarga dari anak anak sampai kakek kakek semua kebutuhannya terpenuhi disini.
Setiap tahunnya Genting Highlands menjadi lokasi finish dari balap sepeda Tour de Langkawi. Etape di sini menjadi etape terakhir dengan tanjakan terpanjang (30 km) dalam balap sepeda. Di bawah bukit terdapat kuil Chinese yang dinamakan Kuil Chin Swee dan masjid untuk muslim yang dinamakan Masjid Yayasan Mohammad Noah. Genting Highlands pernah dipilih menjadi World's Leading Casino Resort in Nov 2005 oleh World Travel Awards
Tempat ini berada diperbatasan negara bagian Pahang dan Selangor dan dapat dicapai dengan satu jam berkendara roda empat dari Kuala Lumpur. Namun lebih menarik apabila melalui kereta gantung (skyway) yang merupakan kereta gantung tercepat didunia dan terpanjang dia Asia Tenggara.
Perjalanan kami sendiri dari Kuala Lumpur menuju Genting Highland ditempuh kurang lebih satu setengah jam dalam kecepatan sedang. Dari jarak 5 km sebelum tiba di terminal kereta gantung, sudah nampak jejeran bangunan bertingkat di puncak pegunungan diselumuti kabut tebal. Cuaca di Genting Highlands relatif sejuk dengan temperatur tidak lebih dari 30°C dan jarang turun di bawah 15°C.
Kami sengaja memilih naik skyway (kereta gantung) menuju Puncak Genting Highland untuk menikmati keindahan hutan tropis dan sejuknya udara pegunungan. Kami tiba di Genting highland sekitar pukul 16.30 setelah menempuh perjalanan yang mendebarkan melalui kereta gantung. Lagi lagi decak kagum peserta benchmark terbesit ketika tiba di Kawasan Genting Highland. Wow…Ini “ Ide Gila “ ungkap peserta. Bagaimana mungkin dipuncak gunung dikelilingi hutan lebat yang masih alami terdapat kota kecil dengan sejumlah fasilitas hiburan dan hotel berbintang yang siap memanjakan setiap wisatawan yang datang.
Bagi penikmat judi Inilah tempatnya. Segala jenis permainan judi ada disini. Sekedar informasi, genting bukan tempatnya bagi penjudi yang sekedar coba coba atau penjudi kacangan.
Tidak semua orang diperbolehkan masuk di kawasan perjudian Genting highland. Syarat pertama minimal berusia 21 tahun. Harus berpakaian rapi dan bukan warga Muslim Malaysia. Bagi pengunjung yang berwajah melayu wajib menunjukkan paspor bila hendak masuk keruang judi. Bagi yang ingin berbelanja, di Genting highland terdapat sejumlah mall dan pusat perbelanjaan yang siap melayani kebutuhan pengunjung.
Semalam di Genting, rasanya sangat singkat bagi peserta benchmark. Esok harinya (15/4/2009) peserta berkemas kemas meninggalkan Genting menuju Lokus utama Benchmark Kota Administratif Putrajaya, dan selanjutnya menuju Johor, dan menginap Singapura.
Tiba di Singapura, rombongan benchmarking langsung menuju Royal Park Hotel di kawasan Mustafa Centre. Sebuah kawasan perbelanjaan yang buka 24 jam. Hotel ini belakangan menjadi objek pemberitaan media infotaiment tempat menginap Tengku Fahri waktu Mohohara melarikan diri.
Singapura terkenal dengan budaya disiplin masyarakatnya. Kebersihan kota sangat terjaga. Hampir sepanjang jalan tidak ditemui Polisi.Sistem transportasi perkotaan cukup lancar. Satu hal yang unik, untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, pemerintah kota menerapkan peraturan dengan membedakan warna mobil yang bisa digunakan di siang hari dan di malam hari. Mobil pribadi yang berwarna merah hanya digunakan di malam hari.Jika ingin menggunakan siang hari maka harus mempunyai izin khusus. Selain mobil berwarna merah ada juga mobil yang hanya bisa digunakan di siang hari dengan tanda khusus. Mobil warna merah di Singapura diistilahkan mobil pacaran kata Ibu Rani Sang pemandu perjalanan yang menggantikan Baddu Razak di Singapura.
Menjelang sore hari, rombongan benchmark meninggalkan Singapura menuju Batam. Pemandangan yang kontradiksi sangat terasa. Baru saja berapa jam kami melalui suatu wilayah yang sangat disiplin dalam segala hal, bersih dan penuh keteraturan. Tiba tiba kami masuk wilayah yang sangat semrawut dan tidak beraturan. Rombongan Benchmark menginap semalam di Batam dan selanjutnya esok hari (17/4/09) kembali ke Makassar via Jakarta. (Tulisan yang sama pernah di muat pada Media Cetak Buletin Kominfo Polman Edisi II/Tahun III 2009)
Dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur, pemandu (guide) yang mengaku masih turunan Bugis bernama Abdul Rozak tapi lebih senang di panggil “Baddu Razak“ mulai menceritakan riwayat bandara yang konon terbesar kedua di dunia. Menurutnya desain bandar Udara Internasional Kuala Lumpur ini dibuat oleh seorang arsitek asal Jepang, Kisho Kurokawa. Lokasi bangunan terminal didesain dengan menggunakan konsep Bandar Udara di tengah hutan, hutan di dalam Bandara, yang dikelilingi oleh pohon-pohon penghijauan. Konsep ini dilakukan dengan kerjasama dari Institut Penelitian Hutan Malaysia. Keseluruhan hutan hujan ditransplantasikan dari hutan dan diletakkan di tengah-tengah bangunan satelit bandara ini.
Bandara ini didesain untuk menampung hingga 130 juta penumpang per tahun. Selain karena ukurannya, bandara ini didesain agar kepadatan penumpang menyebar ke seluruh penjuru bangunan, dengan tampilan menarik dan tanda-tanda fasilitas yang disediakan dalam bahasa Melayu, bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, bahasa Jepang dan bahasa Arab. Bahkan fasilitas untuk penyandang cacat pun telah sesuai dengan standar dunia.
Luas landasan dan bangunan dari bandara ini 100 km persegi, dan secara teori dapat menampung 100 pergerakan penerbangan kapan saja. Ada 216 kaunter untuk daftar diri disusun dalam 6 lorong. Bandara ini adalah bandara pertama yang menggunakan Sistem Total Manajemen Bandara (Total Airport Management System atau disingkat TAMS).
Sepanjang perjalanan menuju Kota Kuala Lumpur, Abdul Rozak dengan semangat Nasionalisme Malaysia tiada hentinya menceritakan segala moment yang dilalui termasuk ketika melalui Kawasan Perkantoran Putrajaya yang menjadi lokus utama Benchmarking Mahasiswa PPS LAN esok harinya. Kami melewati Kawasan Putrajaya sekitar pukul 01.00 Malam, Meski demikian tetap tampak kemegahan bangunan dibawah temaran lampu disegala sisi. Tiba di Kuala Lumpur sekitar pukul 02.00 dini hari, langsung menuju ke Hotel Kuala Lumpur International untuk istirahat.
Di terima di KBRI
Setelah sarapan pagi di cafeteria Kuala Lumpur Internatonal Hotel, rombongan benchmark menuju Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk penerimaaan resmi. Pihak KBRI Malaysia diwakili oleh Asisten Atase kebudayaan, sementara rombongan Benchmarking Mahasiswa PPS STIA LAN diwakili oleh Pembantu Ketua III STIA LAN Makassar Dr. Amir Imbaruddin,MDA selaku Ketua Rombongan didampingi Wakil Bupati Polewali Mandar H.Nadjamuddin Ibrahim,S.Mi,MM selaku pendamping eksekutif.
Acara penerimaan berlangsung santai diruang Pertemuan KBRI. Pihak KBRI memohon maaf karena sambutan penerimaan berlangsung sederhana. Hal ini dimaklumi karena pihak KBRI masih disibukkan oleh tahapan perhitungan Suara Hasil Pemilu Legislatif yang akan dikirim ke KPU di Jakarta. Suasana Pemilu Legislatif memang masih terasa. Kotak suara yang diantar oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) dari negara bagian Malaysia nampak berjejer di sudut ruangan Sekretariat PPS.
Catatan kecil yang saya peroleh dari KBRI, menjelaskan bahwa hubungan diplomatik Indonesia- Malaysia secara resmi terjalin sejak 31 Agustus 1957 saat Malaysia menyatakan kemerdekaannya. Indonesia sebagai salah satu dari 14 Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Malaysia, langsung menaikkan status kantor perwakilannya menjadi Keduataan Besar Republik Indonesia dan menempatkan Dr. Mohd Razif (alm) sebagai Duta Besar RI yang pertama untuk Malaysia.
Hubungan kedua bangsa sebenarnya telah terjalin jauh sebelum masing masing negara merdeka. Di masa kerajaan Sriwiajaya pada abad ke 7 hingga kerajaan Samudra Pasai pada abad ke 17 serta di masa penjajahan, hubungan antar penduduk dan kekerabatan telah terjalin dengan erat satu sama lain.
Itulah sebabnya hingga kini dapat ditelusuri berbagai keturunan dari Indonesia yang tinggal di Semenanjung Malaysia, seperti keturunan Jawa berdiam di Pantai Barat Johor, Selangor, Perak. Keturunan Bugis tersebar di Pantai Timur Johor, Pahang dan Terengganu. Keturunan Aceh berdiam disekitar Pulau Pinang, Kedah dan Perak. Keturunan Batak Mandailing tersebar di Selangor dan Perak. Sedangkan keturunan Kerinci tersebar di sekitar Pahang dan Selangor. Keturunan Minangkabau tersebar di Negeri Sembilan, Melaka dan Selangor dan Keturunan Banjar tedrsebar di Perak serta Pahang.
Pada masa awal hubungan Bilateral, kedua negara juga sempat mengalami era konfrontasi pada tahun 1963-1965. Namun dengan visi jauh kedepan , para pemimpin kedua negara telah mengambil sikap yang bijak untuk segera memulihkan hubungan dan bahkan menjadi pelopor dalam pembentukan Organisasi Regional Asean 1967.
Malaysia ; Gila Ide
Program benchmarking Mahasiswa PPS STIA LAN dikemas dalam bentuk toursm education (wisata pendidikan). Selain mengunjungi pusat pemerintahan Putrajaya sebagai lokus benchmark, peserta juga mengunjungi Pusat Pengolahan Coklat, serta city tour dan kunjungan ke kawasan bersejarah di Kota Kuala Lumpur.
Decak kagum tiada hentinya dari peserta Bencmarking setiap Baddu Razak sang pemandu perjalanan menjelaskan perkembangan Malaysia dari tahun ke tahun.
“Malaysia memang gila ide” kata Hasmun Hamzah salah satu peserta benchmarking dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.Polman. Menurutnya ia sangat terkesan dengan ide pembangunan hutan Kota. Dalam Kota Kuala Lumpur misalnya, masih bisa kita jumpai Pohon Enau atau Pohon Beringin yang usianya sudah puluhan tahun yang sengaja dibiarkan tumbuh di sela gedung gedung tinggi atau kawasan hijau dan pertamanan. “ Ini adalah konsep pengembangan hutan kota yang cocok diterapkan di Polman “ Ungkapnya.
Kembali ke ide pembangunan Malaysia. Dalam catatan sejarah, Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi yang berarti di bawah kepemimpinan perdana menteri keempat, Dr. Mahathir Mohamad. Pada periode ini Malaysia mengalami lompatan dari ekonomi berbasis pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur dan industri (terutama bidang komputer dan elektronika rumahan). Pada periode ini juga, bentang darat Malaysia berubah dengan tumbuhnya beraneka mega-projek dan sejumlah ide ide pembangunan spektakuler. Projek paling terkemuka adalah Menara Kembar Petronas (sempat menjadi gedung tertinggi di dunia), Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Jalan Tol Utara-Selatan, Sirkuit F1 Sepang, Multimedia Super Corridor (MSC), bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakun, dan Putrajaya, pusat pemerintahan persekutuan baru.
Kuala Lumpur sebagai Ibukota Malaysia berpenduduk 1,8 juta jiwa, dengan luas wilayah 243,65 km2. Selain jaringan bus dan monorel sebagai sarana transportasi, KL juga memiliki stasiun kereta terbesar di Asia Tenggara yang terletak di KL. Sentral obyek wisata yang paling terkenal adalah Menara Kembar Petronas sebagai menara kembar tertinggi di Dunia. Selain itu ada juga Suria KLCC, salah satu pusat perbelanjaan tersibuk di Malaysia dan Menara Kuala Lumpur di Bukit Nanas yang merupakan menara telekomunikasi tertinggi kelima di dunia.
Rencana awal lokus Benchmarking Mahasiswa PPS STIA LAN Makassar Kelas Kerja sama Polewali Mandar adalah ke INTAN (Institut Tadbiram Awan Negara) sebuah Lembaga Pemerintah yang menyerupai LAN di Malaysia. Namun kesediaan jadwal penerimaan yang telah ditetapkan oleh pihak INTAN via email mendekati pelaksanaan hari “ H “ Pemilu Legislatif (minggu ke 3) Maret 2009, akhirnya dibatalkan. Pertimbangan lain datang dari pihak Akademik STIA LAN, bahwa INTAN lebih tepat dikunjungi oleh Mahasiswa PPS STIA LAN Program Studi Manajemen Sumber Daya Aparatur, sementara Mahasiswa PPS STIA LAN Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah lebih tepat melakukan benchmarking di Local Government (Pemerintah Daerah) Wilayah Persekutuan Putrajaya.
Putrajaya adalah pusat administrasi pemerintahan Malaysia yang baru menggantikan posisi Kuala Lumpur. Didirikan pada 19 Oktober 1995, namanya diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia yang pertama, Tunku Abdul Rahman Putra dan juga menjadi wilayah persekutuan Malaysia yang ketiga (2 wilayah lainnya adalah Kuala Lumpur dan Labuan).
Putrajaya merupakan pelopor penerapan elektronik government (pemerintahan berbasis elektronik atau sistem adminitrasi tanpa kertas) di Asia Tenggara. Wilayah Putrajaya sekarang ini diambil dari Selangor sebesar 46km² setelah dilakukan transaksi dengan pemerintah. Selain itu, transaksi ini juga membuat Selangor memiliki 2 buah wilayah persekutuan dalam batas-batasnya yaitu Kuala Lumpur dan Putrajaya.
Kota ini terhubung dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) serta Kuala Lumpur dengan KLIA Transit. Letaknya ini juga berada dalam Multimedia Super Corridor, begitu juga dengan Cyberjaya yang terletak di barat Putrajaya Meskipun Kuala Lumpur adalah ibukota resmi dan kota terbesar di Malaysia. Namun di pihak lain, Putrajaya dipandang sebagai ibukota administratif pemerintahan persekutuan Malaysia.
Ide awal pembentukan Kawasan Putrajaya dipelopori oleh Perdana Menteri Mahatir Muhammad, dengan tujuan untuk menghindari kemacetan Lalu Lintas yang terpusat di Kuala Lumpur. Hasilnya memang efektif, kemacetan sangat jarang terjadi di Kuala Lumpur. Kantor Kantor Pemerintahan eksekutif maupun yudikatif yang dulunya terpusat di Kota Kuala Lumpur telah dipindahkan ke Putrajaya, Namun demikian Kuala Lumpur masih tetap dipandang sebagai ibukota legislatif Malaysia karena di sanalah berada kompleks gedung Parlemen Malaysia. Kuala Lumpur juga merupakan pusat perdagangan dan keuangan Malaysia. Bagaimana dengan Jakarta ? atau Makassar ?
Ide lain yang sangat menarik dari Kawasan Administrasi Pemerintahan Putrajaya adalah pembangunan rumah dinas pegawai yang berada satu kawasan dengan perkantoran. Rumah dinas beserta segala perlengkapannya termasuk mobil dan motor dinas ditujukan kepada pejabat sesuai tingkatan jabatannya. Rumah dinas tersebut tidak boleh dirubah dari bentuk aslinya serta tidak boleh ditambah atau dikurangi fasilitas yang telah disiapkan, sehingga dalam setiap mutasi jabatan rumah dinas beserta invetarisnya langsung diserah-terimakan kepada pejabat baru. Bagi ibu ibu yang mempunyai anak balita, tidak ada alasan untuk tidak masuk kantor atau pulang kerumah setiap jam kerja untuk mengurusi balita, sebab disetiap Kantor telah disiapkan Balai Penitipan Anak dan sekaligus berfungsi sebagi play group yang dibiayai oleh Pemerintah Kerajaan. Begitu pula dengan pegawai yang tidak mempunyai kendaraan pribadi, Pemerintah Kerajaan telah menyiapkan angkutan yang menjemput dan mengantar pegawai. (Bahkan Pemerintah Kerajaan menganjurkan untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi ke Kantor).
Genting Highland : Ide Gila
“Karya karya besar kerap lahir dari Ide Gila” Kata Buyung Maksum dalam sebuah tulisannya (Fajar 17/1/09). Seperti halnya dengan ide pembangunan Genting Higland sebuah kawasan pariwisata yang terletak dipuncak pegunungan Titiwangsa Malaysia sekitar 3000 m di atas permukaan laut. Ide “gila” ini lahir dari seorang berkebangsaan Cina bernama Lim Goh Tong pada awal tahun 1960-an. Pada masa itu Lim Goh Tong berobsesi mendirikan sebuah tempat perjudian dilengkapi sarana wisata yang terisolasi dari kehidupan masyarakat tepatnya di atas puncak gunung yang sejuk diselumuti awan dan hutan tropis alami. Sejak itu, Genting Highlands berkembang pesat dan menghasilkan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah Genting Bhd, seperti perusahaan kertas, stasiun pembangkit tenaga listrik, perusahaan perkebunan, perumahan, perusahaan minyak, kapal pesiar, dll,
Genting Highland dikenal sebagai Las Vegas-nya Malaysia, tempat ini merupakan satu-satunya tempat berjudi daratan yang legal di Malaysia yang memiliki beberapa hotel yaitu Hotel Genting, Hotel Highlands, Hotel Resort, Hotel Theme Park, Awana Genting dan Hotel First World yang merupakan hotel kedua terbesar didunia yang memiliki 6.118 kamar.
Fasilitas lainnya adalah theme park, lapangan golf, mall perbelanjaan, simulator sky diving, hall konser , pusat kuliner dan jajanan, taman bermain anak anak dan keluarga dan masih banyak lagi. Pokoknya Genting Highland menjadi tujuan wisata keluarga dari anak anak sampai kakek kakek semua kebutuhannya terpenuhi disini.
Setiap tahunnya Genting Highlands menjadi lokasi finish dari balap sepeda Tour de Langkawi. Etape di sini menjadi etape terakhir dengan tanjakan terpanjang (30 km) dalam balap sepeda. Di bawah bukit terdapat kuil Chinese yang dinamakan Kuil Chin Swee dan masjid untuk muslim yang dinamakan Masjid Yayasan Mohammad Noah. Genting Highlands pernah dipilih menjadi World's Leading Casino Resort in Nov 2005 oleh World Travel Awards
Tempat ini berada diperbatasan negara bagian Pahang dan Selangor dan dapat dicapai dengan satu jam berkendara roda empat dari Kuala Lumpur. Namun lebih menarik apabila melalui kereta gantung (skyway) yang merupakan kereta gantung tercepat didunia dan terpanjang dia Asia Tenggara.
Perjalanan kami sendiri dari Kuala Lumpur menuju Genting Highland ditempuh kurang lebih satu setengah jam dalam kecepatan sedang. Dari jarak 5 km sebelum tiba di terminal kereta gantung, sudah nampak jejeran bangunan bertingkat di puncak pegunungan diselumuti kabut tebal. Cuaca di Genting Highlands relatif sejuk dengan temperatur tidak lebih dari 30°C dan jarang turun di bawah 15°C.
Kami sengaja memilih naik skyway (kereta gantung) menuju Puncak Genting Highland untuk menikmati keindahan hutan tropis dan sejuknya udara pegunungan. Kami tiba di Genting highland sekitar pukul 16.30 setelah menempuh perjalanan yang mendebarkan melalui kereta gantung. Lagi lagi decak kagum peserta benchmark terbesit ketika tiba di Kawasan Genting Highland. Wow…Ini “ Ide Gila “ ungkap peserta. Bagaimana mungkin dipuncak gunung dikelilingi hutan lebat yang masih alami terdapat kota kecil dengan sejumlah fasilitas hiburan dan hotel berbintang yang siap memanjakan setiap wisatawan yang datang.
Bagi penikmat judi Inilah tempatnya. Segala jenis permainan judi ada disini. Sekedar informasi, genting bukan tempatnya bagi penjudi yang sekedar coba coba atau penjudi kacangan.
Tidak semua orang diperbolehkan masuk di kawasan perjudian Genting highland. Syarat pertama minimal berusia 21 tahun. Harus berpakaian rapi dan bukan warga Muslim Malaysia. Bagi pengunjung yang berwajah melayu wajib menunjukkan paspor bila hendak masuk keruang judi. Bagi yang ingin berbelanja, di Genting highland terdapat sejumlah mall dan pusat perbelanjaan yang siap melayani kebutuhan pengunjung.
Semalam di Genting, rasanya sangat singkat bagi peserta benchmark. Esok harinya (15/4/2009) peserta berkemas kemas meninggalkan Genting menuju Lokus utama Benchmark Kota Administratif Putrajaya, dan selanjutnya menuju Johor, dan menginap Singapura.
Tiba di Singapura, rombongan benchmarking langsung menuju Royal Park Hotel di kawasan Mustafa Centre. Sebuah kawasan perbelanjaan yang buka 24 jam. Hotel ini belakangan menjadi objek pemberitaan media infotaiment tempat menginap Tengku Fahri waktu Mohohara melarikan diri.
Singapura terkenal dengan budaya disiplin masyarakatnya. Kebersihan kota sangat terjaga. Hampir sepanjang jalan tidak ditemui Polisi.Sistem transportasi perkotaan cukup lancar. Satu hal yang unik, untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, pemerintah kota menerapkan peraturan dengan membedakan warna mobil yang bisa digunakan di siang hari dan di malam hari. Mobil pribadi yang berwarna merah hanya digunakan di malam hari.Jika ingin menggunakan siang hari maka harus mempunyai izin khusus. Selain mobil berwarna merah ada juga mobil yang hanya bisa digunakan di siang hari dengan tanda khusus. Mobil warna merah di Singapura diistilahkan mobil pacaran kata Ibu Rani Sang pemandu perjalanan yang menggantikan Baddu Razak di Singapura.
Menjelang sore hari, rombongan benchmark meninggalkan Singapura menuju Batam. Pemandangan yang kontradiksi sangat terasa. Baru saja berapa jam kami melalui suatu wilayah yang sangat disiplin dalam segala hal, bersih dan penuh keteraturan. Tiba tiba kami masuk wilayah yang sangat semrawut dan tidak beraturan. Rombongan Benchmark menginap semalam di Batam dan selanjutnya esok hari (17/4/09) kembali ke Makassar via Jakarta. (Tulisan yang sama pernah di muat pada Media Cetak Buletin Kominfo Polman Edisi II/Tahun III 2009)